Jumat, 29 September 2017
Wiro Sableng #94 : Pedang Naga Suci 212
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
Episode : TUA GILA DARI ANDALAS
SATU
Walau saat itu menjelang tengah hari namun puncak Gunung Gede diselimuti kelapan mencekam. Langit hitam kelam ditebali awan hitam mendung bergulung. Angin bertiup kencang mengeluarkan suara aneh. Suara deru hujan deras seolah langit koyak terbelah. Udara sangat dingin membungkus puncak gunung. Ditambah dengan gelegar guntur yang sesekali ditimpali sambaran petir membuat suasana benar-benar menggidikkan.
Di tepi sebuah telaga yang terletak di puncak timur Gunung Gede, dua sosok tubuh tampak duduk bersila di tanah yang becek. Sepasang lengan dirangkapkan di depan dada. Mereka tidak bergerak sedikitpun seolah telah berubah menjadi patung tanpa nafas. Sekujur tubuh ke dua orang ini basah kuyup mulai dari rambut sampai ke kaki. Hawa dingin luar biasa membuat tubuh mereka sedingin es! Dua orang ini tidak sedang bersamadi atau bertapa karena sepasang mata mereka mema
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #94 : Pedang Naga Suci 212 Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Jumat, 04 Agustus 2017
The Power of Action: Melawan Rintangan, Menaklukan Hambatan (Local Wisdom 6)
Oleh: Agung Praptapa
Anda menginginkan sesuatu tetapi belum terwujud? Saya yakin banyak dari kita mengalami hal ini. Banyak dari kita menginginkan sesuatu tetapi belum juga didapatkan. Mari kita telusuri mengapa apa yang kita inginkan belum juga kita dapatkan? Tentunya banyak sekali alasan. Tetapi coba kita amati dengan cermat. Ternyata hampir semua yang kita inginkan tersebut belum juga kita dapatkan karena kita hanya “ingin”, tetapi tidak pernah bertindak sama sekali untuk mendapatkan yang kita mau. Think only, talk only, but NO ACTION! Mengapa penyakit NO ACTION ini hinggap dibanyak orang? Mari kita telusuri satu persatu.
Terdapat beberapa alasan mengapa orang memilih “no action”. Alasan pertama adalah karena mereka tidak bisa melihat pentingnya dan kemendesakan dari apa yang kita inginkan tersebut. Tidak ada sense of urgency. Kalau realitanya apa yang kita inginkan tersebut memang tidak penting, tidak apa-apa kalau hal tersebut tidak terlaksana. Toh hanya sesuatu yang tidak penting. It’s still all right. Tetapi masalahnya banyak hal yang sebetulnya penting (urgent) tetapi kita tidak menyadari kalau hal tersebut adalah penting. Pada kondisi ini sudah muncul adanya aspek kerugian (atau mungkin kecerobohan, b
... baca selengkapnya di The Power of Action: Melawan Rintangan, Menaklukan Hambatan (Local Wisdom 6) Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Jumat, 28 Juli 2017
Kebiasaan Pesimis
Perhatikanlah percakapan singkat antara ibu dan anaknya berikut ini. Namun sebelumnya saya akan menceritakan secara singkat latar belakang percakapan mereka. Sang ibu ternyata sedang berbelanja bersama anaknya yang berumur 8 tahun. Mereka berdua, setelah berbelanja, menuju ke tempat parkir, dimana mobil mereka diparkir. Dan inilah percakapan mereka:
Anak: Ibu, sisi mobil ini yang penyok. Ibu: Sial, Bob (suaminya) pasti marah besar.
Anak: Ayah menyuruh ibu untuk selalu memarkir mobil barunya jauh dari mobil-mobil yang lain. Ibu: Sial, hal-hal seperti ini selalu saja menimpaku. Aku sangat malas, aku hanya tidak ingin membawa barang belanjaan dari tempat yang jauh. Bodoh sekali aku ini.
Seperti yang Anda lihat dan rasakan, kejadian seperti ini terkadang menimpa seseorang, tapi bukan kejadiannya yang akan kita fokuskan pada artikel kali ini. Tapi pada percakapan sederhana dan yang terus berulang, yang kebanyakan orang lakukan ketika menghadapi sebuah masalah.
Penelitian menyebutkan, anak-anak yang belum masuk usia pubertas jauh lebih optimis daripada orang dewasa. Hal tersebut dapat kita lihat pada percakapan sang anak di atas. Sang anak dan ibunya melihat masalah yang sama, tapi sang anak lebih memfokuskan pembicaraan kepada hal-hal yang bersifat spesifik pada masa
... baca selengkapnya di Kebiasaan Pesimis Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Selasa, 11 Juli 2017
Paku di Pagar
Anton adalah seorang anak yang memiliki tabiat yang kurang baik. Gampang sekali marah, memaki, ataupun mengomel, kepada siapa saja.
Suatu hari ayahnya memberikan sekantung paku seraya berpesan, setiap kali Anton marah, memaki atau mengomel, ia harus menancapkan sebuah paku pada kayu pagar belakang rumah.
Di hari pertama saja, Anton menancapkan 27 paku.
Hari demi hari berikutnya ia mampu mengurangi jumlah paku yang mesti ditancapkan.
Lama-lama ia menjadi sadar, bahwa ternyata lebih mudah mengendalikan emosinya daripada harus menancapkan paku di pagar belakang rumah.
Ia melaporkan hal itu pada sang ayah.
Setelah itu ayahnya menyarankan, mulai sekarang Anton diharuskan mencopot kembali satu paku setiap kali ia berhasil mengendalikan emosinya.
Pada akhirnya Anton berhasil mencopot semua paku yang tertancap pada kayu pagar tersebut.
Sang ayah kemudian menggandeng Anton melihat pagar kayu.
"Kau telah melakukan sesuatu yang baik anakku. Namun, lihatlah kayu besar ini sekarang berlubang-lubang, tidak mulus lagi. Inilah cermin hidup.
Setiap kemarahan, kegusaran, akan menimbulkan bekas luka di hati orang. Pers
... baca selengkapnya di Paku di Pagar Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1